Teman Misterius

Selasa, 30 November 2010

Tak  menyangka, temenku yang kuanggap sebagai temen yang tak mau menolong sesama ternyata diam-diam menghanyutkan. Skitar seminggu yang lalu aku meminta bantuannya karena ada tugas yang tak dimengerti olehku. Ketika aku minta bantuan, dia jawabannya hanya "iya" dan lagaknya tak serius untuk membantuku. Padahal tugas itu harus secepatnya aku kumpulkan. Setelah beberapa hari kemudian dan ketika besok waktunya tugasku dikumpulkan, temenku tiba-tiba memberikan semua hasil tugasku. Aku tak menyangka sekali. Dia benar-benar misterius.

Kabupaten Sumenep

Sumenep (bahasa Madura : Songennep) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi ±1 juta jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep.
Kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Madura. Kabupaten Sumenep selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari berbagai pulau di Laut Jawa, yang keseluruhannya berjumlah 126 pulau. Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala.

Musik Tong-Tong

Minggu, 28 November 2010




Fenomena globalisasi dengan sekian nilai yang dibawanya, telah memunculkan beragam kekhawatiran masyarakat lokal (Madura), karena kebudayaan baru yang dibawa oleh globalisasi tampaknya secara perlahan mulai menggerus kekayaan lokal. Tidak heran beberapa tokoh di Madura memunculkan gagasan tentang revitalisasi kebudayaan yang dimiliki Madura. Konsepsi revitalisasi merupakan tawaran untuk menyelamatkan kebudayaan agar tetap eksis, salah satunya dalam bidang seni musik lokal di tengah kemajuan seni musik kekinian. Sebab, membiarkan seni musik lokal dengan apa adanya, sama halnya dengan menenggelamkan kekayaan lokal tersebut dalam kemajuan seni musik modern. Hanya revitalisasi seni musik lokal yang bisa diwujudkan untuk tetap mempertahan kannya, sehingga tradisi seni musik lokal akan tetap menarik dan eksis di tengah belantika musik-musik modern yang terus berkembang.
Salah satu wujud kongkret dari revitalisasi ini adalah pengembangan seni musik Tong-Tong di Madura yang sangat fenomenal, terutama pada saat bulan Ramadhan. Tong-Tong tampak telah menjadi seperang kat seni musik yang memiliki nilai religius dan sangat lokalistik, karena geliatnya yang biasa dilekatkan pada saat momentum suci bulan Ramadhan.
Seni Musik Tong-Tong, sejak beberapa tahun terakhir ini tampaknya menjadi fenomena baru dalam kontelasi musik lokal di Madura. Musik



Wisata Di Sumenep

1.  Pantai Lombang



Pantai Lombang merupakan salah satu tempat wisata yang telah terkenal ke luar negeri. keindahahan pantai lombang yang dihiasi pohon-pohon cemara, merupakan daya tarik yang sangat indah. Pantai ini berada ± 30 Km dari Kota Sumenep ke arah Utara.
Jalan akses menuju lokasi sangat mudah, bisa menggunakan mobil atau sepeda motor. Untuk masuk ke lokasi pantai, akan dikenakan biaya karcis sebesar Rp 3.000,-
Di area pantai juga terdapat banyak penjual makanan dan minuman. Salah satu jenis minuman yang dapat menghilangkan dahaga yaitu “Es Degan” yang masih muda dan baru. Adapun makanan yang dijual salah satunya adalah “Rujak Lontong” yang bikin para wisatawan tidak tahan untuk mencobanya.


2. Pantai Slopeng



Dengan mayoritas warga Madura yang merantau ke luar pulau, ditambah lokasinya yang benar-benar sangat jauh jika kita mengukurnya dari Surabaya, maka bisa dibayangkan minimnya pengunjung obyek wisata yang satu ini. Dari gelagatnya, pemkot setempat pada awalnya melihat potensi wisata yang besar pada obyek wisata yang satu ini, sehingga terlihat bangunan-bangunan pendukung yang lumayan bagus, walaupun saat ini sudah tampak kerusakan disana-sini karena tidak terawat. Lokasi yang sangat jauh inilah yang membuat harapan pemkot untuk meraup ABPD berlimpah dari obyek wisata ini hanya tinggal impian. Dari Surabaya, dengan sudah adanya jembatan Suramadu-pun, lokasi pantai Slopeng ini bisa dibilang sangat jauh untuk dijangkau. Sekitar 160-180km dijangkau dari sisi manapun. Lokasinya berada dipesisir pantai sebelah utara kota Sumenep.

Makanan Khas Sumenep

1.        Campor Khas Sumenep 




Bagi pencinta kuliner tidak ada salahnya mencoba menu satu ini. Namanya Campor. Makanan ini berasal dari Sumenep salah satu kabupaten di Pulau Madura. Masyarakat setempat menyebutnya begitu karena panganan ini terdiri dari berbagai macam bahan. Ada ketela pohon, lontong, daun bawang serta tulang muda sapi dan mie soon. Ketika disajikan bahan itu dicampur menjadi satu. Daun bawang dipotong kecil-kecil kemudian ditaburi di atas makanan itu. Makanan ini rasanya gurih karena disirami dengan santan cair. 
Tertarik ingin mencobanya, mampirlah ke warung makan milik Ettus berada di Pandian Kota. Lidah para penikmat makan enak akan tergoda ketagihan. Harga yang ditawarkan juga terjangkau kocek. Satu porsi dijual dengan harga Rp 3.000.
2.        Nasi Romi di Sumenep



Bagi pecinta kuliner, rasanya tidak cukup bila berkunjung ke Kabupaten Sumenep tidak sarapan nasi romi. Nasi yang banyak digemari warga ini merupakan salah satu makanan has daerah ujung timur pulau garam Madura. Nasi romi rasanya gurih. Cara memasaknya menggunakan sedikit santan dan diberi garam. Disajikan dengan irisan telor dadar yang sudah diberi bumbu dan abon (daging sapi yang dihaluskan). Makanan yang biasa dijajakan setiap pagi ini sangat cocok untuk sarapan. Sehingga bila ingin merasakan hanya tersedia sampai pukul 09.00 WIB. Tak satu pun yang tahu alasan diberi nama romi. Namun yang pasti yang membedakan dengan nasi lain, karena dimasak dengan santan dan hanya disajikan dengan telor dadar dan abon. Tak ada lauk-pauk lainnya. Tetapi, sangat digemari warga Sumenep sebagai sarapan pagi. Selain simpel juga harganya hanya Rp 3 ribu per bungkus (satu porsi).

Tempat Bersejarah Di Sumenep

Dari sekian banyak tempat sejarah dan wisata di Madura, perlu anda ketahui bahwa kota sumenep mempunyai banyak tempat-tempat bersejarah yang menjadi acuan tempat-tempat bersejarah untuk Madura, yang mayoritas santri. Diantaranya adalah :


tentang tempat bersejarah di Sumenep

 

1. SISA TEMBOK PAGAR KRATON

Pada masa kepemimpinan Bupati H.R. SOEMAR’OM ± tahun 1976, telah terjadi perubahan yang fundamental di lingkungan Kraton Sumenep, hal ini mengakibatkan dilakukannya pembongkaran pagar tembok belakang kraton yang didirikan oleh Raja Panembahan Sumolo tahun 1762 dengan panjang ± 200 meter. Adapun sisa yang tertinggal ± 4 meter dijadikan bukti monumental sejarah Kerajaan Kraton Sumenep di masa lalu.


ShoutMix chat widget